Minggu, 15 Desember 2013

PRAGMATIK

1.      Definisi dan Ruang Lingkup Pragmatik
Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari makan bahasa yang sudah disesuaikan dengan konteks pembicaraan. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi. Secara eksternal, bila dilihat dari penggunaannya, kata bagus tidak selalu bermakna ‘baik’ atau ‘tidak buruk’ seperti terlihat dalam dialog di bwah ini :
1)      Ayah   :    bagaimana ujuian matematikamu?
Anton  :    Wah, hanya 45 pak.
Ayah   :    Bagus, besok jangan belajar. Nonton terus saja.
Kata bagus dalam (1) tidak bermakna ‘baik’ atau ‘tidak buruk’, tetapi sebaliknya. Dari uraian di atas terlihat bahwa makna yang dikaji pragmatik adalah makna yang terikat konteks. Sehubungan dengan keterkaitan konteks ini tidak hanya bagus dalam dialog (1) bermakna ‘buruk’, tetapi Besok jangan belajar dan Nonton terus saja juga bermakna ‘besok rajin-rajinlah belajar’ dan ‘hentikanlah hobi menontonmu’, deanagn demikian pragmatik bersifat terikat konteks.
Pragmatik merupakan bagian dari ilmu tanda sebenarnya telah dikemukakan sebelumnya oleh seorang filsuf yang bernama Charles Morris. Menurut Morris, dalam kaitannya dengan ilmu bahasa, semiotika (semiotics) memiliki tiga cabang, yakni sintaktika ‘studi relasi formal, tanda-tanda’, semantika ‘studi relasi tanda dengan penafsirannya’ (levinson, 1983 : 1). Akan tetapi, pragmatic yang berkembang saat ini yang mengubah orientasi linguistik di amerika pada tahun 1970-an sebenarnya diilhami oleh karya-karya filsuf seperti Austin (1962) dan Searle (1969) yang termashur dengan teori tindak tuturnya (Kaswanti purwo, 1990: 11; Leech, 1983 : 2).
2.      Parameter Pragmatik
Parameter pragmatik ialah hal-hal yang mengatur strategi pemilihan bentuk-bentuk yang yang memiliki tingkat kesopanan yang berbeda. Ada tiga parameter pragmatik yaitu tingkat jarak sosial, tingkat status sosial, dan tingkat peringkat tindak tutur.
3. Aspek-Aspek Pragmatik
1.      Penutur dan lawan tutur
Aspek-aspek yang berkaitan dengan penutur dan lawan tutur ini adalah usia, latar belakang sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat keakraban, dsb.
2.      Konteks tuturan
Di dalam pragmatik konteks itu pada hakikatnya adalah semua latar belakang pengetahuan yang dipahami berasa oleh penutur dan lawan tutur.
3.      Tujuan tuturan
Bentuk-bentuk tuturan yang diutarakan oleh penutur di latar belakangi oleh maksud dan tujuan tertentu. Dalam hubungan ini bentuk-bentuk tuturan yang bermacam-macam dapat digunakan untuk menyatakan maksud yang sama. Atau sebaliknya, berbagai macam maksud dapat diutarakan dengan tuturan yang sama. Di dalam pragmatik bicara merupakan aktivitas yang berorientasi pada tujuan.
4.      Tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas
Dalam hubungan ini pragmatik menangani bahasa dalam tingkatannya yang lebih kongkret dibanding dengan tata bahasa.Tuturan sebagai entitas yang kongkret jelas penutur dan lawan tuturnya, serta waktu dan tempat pengutaraannya
5.      Tuturan sebagai produk tindak verbal
Tuturan yang digunakan didalam rangka pragmatik, seperti yang dikemukakan dalam kriteria keempat merupakan bentuk dari tindak tutur.Oleh karenanya, tuturan yang dihasilkan merupakan bentuk dari tindak verbal.
4.      Perbedaan Analisis Struktur dan Analisis Pragmatik
            Dalam hal ini struktural semata-mata hanya berorientasi pada bentuk, tanpa mempertimbangkan bahwa satuan-satuan itu sebenarnya hadir dalam konteks, baik konteks yang bersifat lingual maupun yang bersifat ekstralingual yang berupa seting spatial dan temporal. Sedangkan, Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari makan bahasa yang sudah disesuaikan dengan konteks pembicaraan.
5.      Tindak Tutur Lokusi
Tindak Lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu.
Contoh :
1)      Ikan paus adalah bintang menyusui
2)      Jari tangan jumlahnya lima
Kalimat pada contoh di atas diutarakan oleh penuturnya semata untuk menginformasikan sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan seuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya.
6.      Tindak Tutur Ilokusi
Tindak Ilokusi adalah sebuah tuturan yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga digunakan untuk melakukan sesuatu.
Contoh :
1)      Saya tidak dapat datang
Kalimat diatas bila diutarakan oleh sesorang kepada temannya yang baru saja merayakan ulang tahun, tidak hany berfungsi untuk menyatakan sesuatu, tetapi untuk melakukan sesuatu, yakni meminta maaf. Informasi ketidakhadiran penutur dalam hal ini kurang begitu penting karena besar kemungkinan lawan / tutur sudah mengetahui hal itu.
7.      Tindak Tutur Perlokusi
Tindak Perlokusi adalah tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk memepengaruhi lawan tutur.
Contoh :
1.      Rumahnya jauh

Kalimat di atas diutarakan oleh seseorang kepada ketua perkumpulan, maka ilokasinya adalah secara tidak langsung menginformasikan bahwa orang yang dibicarakan tidak dapat teralau aktif di dalam organisasinya. Adapun tindak perlokusi yang mungkin diharapkan agar ketua tidak banyak memberikan tugas kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar