1.
Definisi
dan Ruang Lingkup Pragmatik

Pragmatik
merupakan ilmu yang mempelajari makan bahasa yang sudah disesuaikan dengan
konteks pembicaraan. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari
struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu
digunakan di dalam komunikasi. Secara eksternal, bila dilihat dari
penggunaannya, kata bagus tidak
selalu bermakna ‘baik’ atau ‘tidak buruk’ seperti terlihat dalam dialog di bwah
ini :
1) Ayah : bagaimana
ujuian matematikamu?
Anton : Wah, hanya 45 pak.
Ayah : Bagus,
besok jangan belajar. Nonton terus saja.
Kata
bagus dalam (1) tidak bermakna ‘baik’ atau ‘tidak buruk’, tetapi sebaliknya.
Dari uraian di atas terlihat bahwa makna yang dikaji pragmatik adalah makna
yang terikat konteks. Sehubungan dengan keterkaitan konteks ini tidak hanya
bagus dalam dialog (1) bermakna ‘buruk’, tetapi Besok jangan belajar dan Nonton
terus saja juga bermakna ‘besok rajin-rajinlah belajar’ dan ‘hentikanlah
hobi menontonmu’, deanagn demikian pragmatik bersifat terikat konteks.
Pragmatik
merupakan bagian dari ilmu tanda sebenarnya telah dikemukakan sebelumnya oleh
seorang filsuf yang bernama Charles Morris. Menurut Morris, dalam kaitannya
dengan ilmu bahasa, semiotika (semiotics) memiliki tiga cabang, yakni
sintaktika ‘studi relasi formal, tanda-tanda’, semantika ‘studi relasi tanda
dengan penafsirannya’ (levinson, 1983 : 1). Akan tetapi, pragmatic yang
berkembang saat ini yang mengubah orientasi linguistik di amerika pada tahun
1970-an sebenarnya diilhami oleh karya-karya filsuf seperti Austin (1962) dan
Searle (1969) yang termashur dengan teori tindak tuturnya (Kaswanti purwo,
1990: 11; Leech, 1983 : 2).

2.
Parameter
Pragmatik
Parameter
pragmatik ialah hal-hal yang mengatur strategi pemilihan bentuk-bentuk yang
yang memiliki tingkat kesopanan yang berbeda. Ada tiga parameter pragmatik
yaitu tingkat jarak sosial, tingkat status sosial, dan tingkat peringkat tindak
tutur.

3. Aspek-Aspek Pragmatik
1. Penutur
dan lawan tutur
Aspek-aspek
yang berkaitan dengan penutur dan lawan tutur ini adalah usia, latar belakang
sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat keakraban, dsb.
2. Konteks
tuturan
Di dalam pragmatik
konteks itu pada hakikatnya adalah semua latar belakang pengetahuan yang
dipahami berasa oleh penutur dan lawan tutur.
3. Tujuan
tuturan
Bentuk-bentuk
tuturan yang diutarakan oleh penutur di latar belakangi oleh maksud dan tujuan
tertentu. Dalam hubungan ini bentuk-bentuk tuturan yang bermacam-macam dapat
digunakan untuk menyatakan maksud yang sama. Atau sebaliknya, berbagai macam
maksud dapat diutarakan dengan tuturan yang sama. Di dalam pragmatik bicara
merupakan aktivitas yang berorientasi pada tujuan.
4. Tuturan
sebagai bentuk tindakan atau aktivitas
Dalam
hubungan ini pragmatik menangani bahasa dalam tingkatannya yang lebih kongkret
dibanding dengan tata bahasa.Tuturan sebagai entitas yang kongkret jelas
penutur dan lawan tuturnya, serta waktu dan tempat pengutaraannya
5. Tuturan
sebagai produk tindak verbal

4. Perbedaan Analisis Struktur dan
Analisis Pragmatik
Dalam hal ini struktural semata-mata
hanya berorientasi pada bentuk, tanpa mempertimbangkan bahwa satuan-satuan itu
sebenarnya hadir dalam konteks, baik konteks yang bersifat lingual maupun yang
bersifat ekstralingual yang berupa seting spatial dan temporal. Sedangkan,
Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari makan bahasa yang sudah disesuaikan
dengan konteks pembicaraan.

5. Tindak Tutur Lokusi
Tindak
Lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu.
Contoh
:
1) Ikan
paus adalah bintang menyusui
2) Jari
tangan jumlahnya lima
Kalimat pada contoh di
atas diutarakan oleh penuturnya semata untuk menginformasikan sesuatu tanpa
tendensi untuk melakukan seuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya.

6. Tindak Tutur Ilokusi
Tindak
Ilokusi adalah sebuah tuturan yang berfungsi untuk mengatakan atau
menginformasikan sesuatu, dapat juga digunakan untuk melakukan sesuatu.
Contoh
:
1) Saya
tidak dapat datang
Kalimat
diatas bila diutarakan oleh sesorang kepada temannya yang baru saja merayakan
ulang tahun, tidak hany berfungsi untuk menyatakan sesuatu, tetapi untuk
melakukan sesuatu, yakni meminta maaf. Informasi ketidakhadiran penutur dalam
hal ini kurang begitu penting karena besar kemungkinan lawan / tutur sudah
mengetahui hal itu.

7. Tindak Tutur Perlokusi
Tindak
Perlokusi adalah tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk
memepengaruhi lawan tutur.
Contoh
:
1. Rumahnya
jauh
Kalimat
di atas diutarakan oleh seseorang kepada ketua perkumpulan, maka ilokasinya
adalah secara tidak langsung menginformasikan bahwa orang yang dibicarakan
tidak dapat teralau aktif di dalam organisasinya. Adapun tindak perlokusi yang
mungkin diharapkan agar ketua tidak banyak memberikan tugas kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar